www.maungbandung.com - Peluang PERSIB untuk menjadi juara Indonesia Soccer Championship 2016 secara matematis memang belumlah sirna. Memiliki sisa delapan laga yang menyediakan 24 poin potensial, Maung Bandung yang kini tercecer di peringkat 10 klasemen sementara masih bisa mengejar karena selisih dari pucuk klasemen adalah 14 poin.
Akan tetapi, membicarakan gelar juara menjadi kurang realistis jika melihat performa inkonsisten Persib saat ini. Maung Bandung menonjolkan dua karakter bertolak belakang ketika beraksi di kandang dan saat berkunjung ke markas lawan. Ketika bertamu, Persib layaknya tim lemah yang kerap menjadi bulan-bulanan tuan rumah.
Setelah 14 kali bertandang BERITA PERSIB mencatat, Maung Bandung 8 kali tumbang, 4 kali imbang, dan cuma 2 kali meraih kemenangan. Sebaliknya, setiap kali beraksi sebagai tuan rumah, Maung Bandung begitu perkasa karena belum sekalipun menelan kekalahan, delapan kemenangan direguk dan hasil terjelek adalah empat kali imbang.
Wajar jika status jago kandang melekat. Bahkan, seiring kekalahan yang diderita Semen Padang dari Arema Cronus pada pekan lalu di Stadion Agus Salim Padang, Persib saat ini adalah salah satu dari dua tim yang belum pernah kalah di kandang hingga pekan ke-27 ISC.
Pelatih Persib Bandung Djadjang Nurdjaman mengatakan, di tengah tren minor performa tandang, menjaga rekor apik di kandang sendiri adalah target yang lebih realistis ketimbang gelar juara. Dia tidak peduli dengan cap jago kandang yang melekat kepada Persib musim ini.
”Hanya itu (rekor tidak terkalahkan di kandang) yang masih terjaga. Maka menjadi penting buat kami untuk menjaga rekor itu karena pencapaian tandang kami kurang bagus. Pokoknya di kandang harus habis-habisan, jangan sampai kalah,” ujar Djadjang Nurdjaman.
Djadjang mengatakan, musim ini merupakan periode terburuk dalam pengalamannya sebagai pelatih. Berbagai rekor minor sudah dialami Persib pada ISC kali ini, mulai dari kekalahan terburuk dengan skor paling telak (0-4 oleh Semen Padang) hingga deretan empat kekalahan tandang beruntun.
Namun, kata Djadjang, akan menjadi pencapaian spesial andaikan sampai akhir kompetisi nanti Maung Bandung sanggup mempertahankan rekor tidak terkalahkan sebagai tuan rumah.
”Saya datang di tengah jalan, komposisi pemain tidak bisa banyak diubah sehingga performa juga tidak maksimal. Namun, akan jadi rekor membanggakan jika kami minimal bisa mempertahankan rekor ini (tidak kalah di kandang) sampai kompetisi selesai,” ujar pelatih yang membawa Persib juara LSI 2014 dan Piala Presiden 2015 itu.
Dari delapan laga tersisa, lima di antaranya akan dilakoni Atep dan kawan-kawan di kandang. Pekan ini, tamu yang datang adalah penguni papan atas klasemen, Persipura Jayapura. Selain menebar ancaman terhadap rekor kandang Persib, Mutiara Hitam yang berstatus penghuni peringkat 3 klasemen juga bakal menjadi tantangan tersendiri buat Maung Bandung.
Seperti diketahui, sejak ISC digelar, Maung Bandung sangat kesulitan mengalahkan lawan dari zona elite klasemen meskipun berlaga di kandang sendiri. Tim-tim pemuncak klasemen seperti Madura United dan Arema Cronus mampu mengambil satu poin dari Bandung. Begitu juga dengan peringkat 5 klasemen Sriwijaya FC yang mencuri satu angka.
”Jelas kami harus sangat berhati-hati untuk menjaga rekor kandang ini. Apalagi, yang akan datang selanjutnya adalah tim-tim kuat dengan peringkat lebih baik di klasemen seperti Persipura, Semen Padang, juga Pusamania Borneo FC,” ujar Djadjang.